Wartawan Perempuan Ditelanjangi ketika Bertugas
Tweet
Untungnya, sekelompok pria lainnya, segera berlari ke arahnya, dan segera menolongnya."Jika tidak ada mereka, mungkin saya telah diperkosa dan dibunuh," tuturnya.
Ia lalu dibawa ke tenda darurat oleh petugas medis, sementara sekelompok pria, berjaga-jaga di sekeliling tenda, dengan maksud melindunginya. Disaat itulah, seorang perawat wanita mengatakan kepada dirinya bahwa ia diserang, lantaran rumor yang mengatakan ia adalah seorang mata-mata negara asing.
"Wanita Arab, wanita Muslim di sekitar saya, hanya menangis dan berkata, ini bukanMesir! Ini bukan Mesir! Ini bukan Islam mereka adalah preman!!"
"Lalu saya menjawab, saya tahu, saya mencintai Mesir, saya tahu ini bukan Islam, sudah tidak apa-apa," lanjutnya.
Ia pun berhasil keluar dari kerumunan massa itu dengan menyamar sebagai seorang wanita Mesir lengkap dengan gaun panjang, dan penutup muka. Ia ditemani oleh seorang pria, dengan berpura-pura sebagai suaminya.
googleimage
Seorang perempuan Inggris yang menjadi jurnalis magang, sembari mengenyam pendidikan di Mesir, mengalami penganiayaan seksual, saat tengah mereportase, sekerumunan orang di Tahir Square, Kairo, Mesir.
Dalam blognya, Natasha Smith menceritakan pengalaman mengerikannya tersebut terjadi saat masyarakat menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menuntut mundurnya Presiden Husni Mubarak.
Dalam blognya, Natasha Smith menceritakan pengalaman mengerikannya tersebut terjadi saat masyarakat menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menuntut mundurnya Presiden Husni Mubarak.
"Dalam sepersekian detik, puluhan orang menyeret saya menjauh dari hiruk-pikuk, dan dari dua sahabat laki-laki saya. Mereka mulai meraba-raba saya dengan kekuatan dan agresif," ujarnya dalam blognya seperti dikutip dari CNN, (28/6/2012).
"Mereka lalu merobek semua pakaian saya,pertama-tama rok saya, bahkan saya tidak sadar mereka telah merobek pakaian dalam saya. Lalu mereka mencopot sepatu, dan merobek pakaian atas saya, dan itu sangat menyakitkan," lanjutnya.
Ia mengaku tak memiliki cukup kekuatan untuk melawan, sehingga ia hanya bisa berdoa dalam hati, meminta Tuhan memberikan pertolongannya. "Saya berdoa dalam hati, Tuhan tolong saya, tolong hentikan mereka," tuturnya.
"Mereka lalu merobek semua pakaian saya,pertama-tama rok saya, bahkan saya tidak sadar mereka telah merobek pakaian dalam saya. Lalu mereka mencopot sepatu, dan merobek pakaian atas saya, dan itu sangat menyakitkan," lanjutnya.
Ia mengaku tak memiliki cukup kekuatan untuk melawan, sehingga ia hanya bisa berdoa dalam hati, meminta Tuhan memberikan pertolongannya. "Saya berdoa dalam hati, Tuhan tolong saya, tolong hentikan mereka," tuturnya.
Untungnya, sekelompok pria lainnya, segera berlari ke arahnya, dan segera menolongnya."Jika tidak ada mereka, mungkin saya telah diperkosa dan dibunuh," tuturnya.
Ia lalu dibawa ke tenda darurat oleh petugas medis, sementara sekelompok pria, berjaga-jaga di sekeliling tenda, dengan maksud melindunginya. Disaat itulah, seorang perawat wanita mengatakan kepada dirinya bahwa ia diserang, lantaran rumor yang mengatakan ia adalah seorang mata-mata negara asing.
"Wanita Arab, wanita Muslim di sekitar saya, hanya menangis dan berkata, ini bukanMesir! Ini bukan Mesir! Ini bukan Islam mereka adalah preman!!"
"Lalu saya menjawab, saya tahu, saya mencintai Mesir, saya tahu ini bukan Islam, sudah tidak apa-apa," lanjutnya.
Ia pun berhasil keluar dari kerumunan massa itu dengan menyamar sebagai seorang wanita Mesir lengkap dengan gaun panjang, dan penutup muka. Ia ditemani oleh seorang pria, dengan berpura-pura sebagai suaminya.
* Sumber tribunnews.com
0 Merujuk kepada perkara diatas :
Catat Ulasan