Kerjaya Lelaki ini sebagai Pelatih Seks
Tweet
Read more...
Eric Amaranth memperoleh bayaran US$240 1 jam. (Daily Mail)
Pasangan yang merasa tak puas dengan kehidupan seksnya kini punya terapi alternatif, yaitu menggunakan jasa pelatih seks. Pelaku profesi unik ini akan mengamati pasangan selama bercinta dan memberi instruksi agar pasangan dapat bercinta lebih baik dan mendapat kepuasan.
Seperti yang terjadi pada pasangan muda, Aniela dan Jourdan McGuinness, 29 tahun. Karena merasa tak puas dengan kehidupan seks mereka, keduanya pun meminta bantuan pelatih seks Eric Amaranth untuk memberi pencerahan dalam kehidupan seks mereka.
Saat bercinta di sebuah hotel di New York, Amaranth yang mengamati dari kursi di sudut kamar hotel memberi pasangan instruksi yang harus diikuti. Amaranth menerima bayaran US$240 yang setara Rp2,3 juta per jam.
Meski awalnya jengah sebab aktivitas intim mereka dilihat orang lain, pasangan ini merasa lebih percaya diri dan menikmati seks lebih baik dengan mengikuti instruksi Amaranth.
Kepada Majalah Grazia Inggris, McGuiness, seorang aktris mengatakan, "Saya sangat gugup pada awalnya. Saya tidak yakin dapat bersantai. Tapi itu sebuah pengalaman yang luar biasa. Saya mencapai orgasme seperti tak pernah mengalami sebelumnya, dengan dia ada di ruangan."
Pelatih seks asal Inggris, Mike Lousada bahkan mengklaim dapat membangunkan kembali seksualitas wanita dengan seks tantra dan pijat vagina.
Ada pula profesi lain demi mengobati masalah seksual, yaitu pengganti seks. Profesi unik ini melatih pasien bagaimana teknik membelai, mencium, merasa santai tanpa busana dan terkadang harus melakukan hubungan intim dengan klien.
Amaranth, 36, menjelaskan metode terapi seksnya seperti seorang koki yang mengajar orang membuat makanan. Klien dapat memilih 'sesi bicara' via Skype atau chat onlinedengan biaya US$175 atau sekitar 1,7 juta per jam. Ada juga sesi praktek, dengan membantu pasangan atau lajang memperoleh kenikmatan seks sendiri atau satu sama lain dengan memberi saran dan dorongan.
Saat bercinta di sebuah hotel di New York, Amaranth yang mengamati dari kursi di sudut kamar hotel memberi pasangan instruksi yang harus diikuti. Amaranth menerima bayaran US$240 yang setara Rp2,3 juta per jam.
Meski awalnya jengah sebab aktivitas intim mereka dilihat orang lain, pasangan ini merasa lebih percaya diri dan menikmati seks lebih baik dengan mengikuti instruksi Amaranth.
Kepada Majalah Grazia Inggris, McGuiness, seorang aktris mengatakan, "Saya sangat gugup pada awalnya. Saya tidak yakin dapat bersantai. Tapi itu sebuah pengalaman yang luar biasa. Saya mencapai orgasme seperti tak pernah mengalami sebelumnya, dengan dia ada di ruangan."
Pelatih seks asal Inggris, Mike Lousada bahkan mengklaim dapat membangunkan kembali seksualitas wanita dengan seks tantra dan pijat vagina.
Ada pula profesi lain demi mengobati masalah seksual, yaitu pengganti seks. Profesi unik ini melatih pasien bagaimana teknik membelai, mencium, merasa santai tanpa busana dan terkadang harus melakukan hubungan intim dengan klien.
Amaranth, 36, menjelaskan metode terapi seksnya seperti seorang koki yang mengajar orang membuat makanan. Klien dapat memilih 'sesi bicara' via Skype atau chat onlinedengan biaya US$175 atau sekitar 1,7 juta per jam. Ada juga sesi praktek, dengan membantu pasangan atau lajang memperoleh kenikmatan seks sendiri atau satu sama lain dengan memberi saran dan dorongan.
Amaranth memulai bisnisnya dua tahun lalu setelah hubungan 13 tahun dengan pelatih seks Betty Dodson yang berusia 46 tahun lebih tua darinya usai. Dengan Dodson sebagai mentor, Amaranth telah mengajari sekitar 200 klien dari seluruh dunia, sebagian besar berusia akhir 20-an.
Bukan hanya pasangan yang mendatanginya. Amaranth mengungkap 50 persen kliennya adalah lajang yang ingin meningkatkan kemampuan orgasme mereka sendiri, atau pria lajang yang ingin tampil lebih baik dalam urusan seks.
Pasien Amaranth yang lain, wanita usia 35 tahun mengaku dirinya mengambil sesi pelatihan untuk lajang. "Saya tidak punya masalah disfungsi seks atau lainnya. Tapi bila berhubungan dengan seks saya sering kecewa," ujarnya.
Dia menambahkan, "Tidak adil hanya mengharapkan pria untuk memimpin dalam seks, kita perlu melakukan sesuatu. Saya ingin mempersenjatai diri dengan informasi dan keterampilan sebanyak yang saya bisa," ujarnya seperti dimuat dalam Daily Mail.
Pasien Amaranth yang lain, wanita usia 35 tahun mengaku dirinya mengambil sesi pelatihan untuk lajang. "Saya tidak punya masalah disfungsi seks atau lainnya. Tapi bila berhubungan dengan seks saya sering kecewa," ujarnya.
Dia menambahkan, "Tidak adil hanya mengharapkan pria untuk memimpin dalam seks, kita perlu melakukan sesuatu. Saya ingin mempersenjatai diri dengan informasi dan keterampilan sebanyak yang saya bisa," ujarnya seperti dimuat dalam Daily Mail.
* Sumber VIVAlife