Puluhan Remaja Mengaku Jual Diri Demi Duit Poket
Tweet
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan remaja belasan tahun di Shanghai, China, kebanyakan berada di bawah umur 18 tahun dan dua di antaranya masih berusia 14 tahun, ditangkap polis kerana menjual seks demi mendapatkan wang saku.
Tiga di antara tertuduh itu, memulai jaringan remaja pelacur, menghadapi hukuman menawarkan layanann seks dan memperkenalkan teman dan rekan sekelas agar terjun ke bisnes seks.
Demikian disampaikan kumpulan jaksa wilayah daerah Zhabei.
"Kebanyakan di antara mereka melakukan prostitusi untuk mendapatkan wang saku dan mereka tidak malu melakukannya," demikian kata jaksa, Han Konglin.
Kebanyakan di antara mereka berasal dari latar ekonomi yang berkecukupan. Beberapa di antara gadis itu malah mengontak pelanggan mereka jika tak punya wang untuk berbelanja.
"Bagi saya, ini bahkan tidak realistik dan tidak perlu belajar keras, ke universita dan memiliki pekerjaan yang layak," seorang tertuduh, pelajar yang bernama Xiao Wen.
Ia mengatakan tak ingin bekerja keras seperti orangtuanya.
* Sumber: Tribunnews / Shanghai Daily
Read more...
* Gambar hiasan
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan remaja belasan tahun di Shanghai, China, kebanyakan berada di bawah umur 18 tahun dan dua di antaranya masih berusia 14 tahun, ditangkap polis kerana menjual seks demi mendapatkan wang saku.
Tiga di antara tertuduh itu, memulai jaringan remaja pelacur, menghadapi hukuman menawarkan layanann seks dan memperkenalkan teman dan rekan sekelas agar terjun ke bisnes seks.
Demikian disampaikan kumpulan jaksa wilayah daerah Zhabei.
"Kebanyakan di antara mereka melakukan prostitusi untuk mendapatkan wang saku dan mereka tidak malu melakukannya," demikian kata jaksa, Han Konglin.
Kebanyakan di antara mereka berasal dari latar ekonomi yang berkecukupan. Beberapa di antara gadis itu malah mengontak pelanggan mereka jika tak punya wang untuk berbelanja.
"Bagi saya, ini bahkan tidak realistik dan tidak perlu belajar keras, ke universita dan memiliki pekerjaan yang layak," seorang tertuduh, pelajar yang bernama Xiao Wen.
Ia mengatakan tak ingin bekerja keras seperti orangtuanya.
* Sumber: Tribunnews / Shanghai Daily
Read more...