Perawan yang melelong Dara | Apakah benar beliau masih Dara?
Tweet
Read more...
Catarina Migliorini
Catarina Migliorini, gadis asal Brasil yang melelang keperawanannya seharga 780 ribu dollar AS atau sekitar Rp 7,4 miliar (kurs Rp 9.600 per dollar AS), sulit membuktikan jika ia masih perawan meski para pria yang mengajukan lelang sudah diyakinkan bisa dibuktikan secara medis.
Seperti diberitakan The Huffington Post, Selasa (30/10/2012), pria bernama "Natsu" memenangkan lelang secara online yang disponsori sebuah situs yang berbasis di Australia dan kini memiliki hak ekslusif untuk memperawani Migliorini.
Lelang keperawanan itu terjadi di VirginsWanted.com.au dan kemudian menjadi sensasi setelah Migliorini mengatakan akan memberikan 90 persen hasil penjualan keperawanan itu untuk yayasan yang akan membangun rumah-rumah di Brasil.
Pihak pengatur lelang, Justin Sisely, yang membuat dokumentasi mengenai lelang itu mengatakan jika gadis berusia 20 tahun itu setuju untuk memasukkan sejumlah tes untuk membuktikan jika dirinya masih perawan.
Namun, Sheva Marcus, seorang pekerja sosial yang memiliki gelar master di kesehatan masyarakat, mengatakan tak ada cara sesuai medis untuk membuktikan keperawanan seseorang. "Hymen memang sering digunakan untuk mengetahui seseorang perawan atau tidak namun hymen memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda," ujar Marcus, yang juga direktur klinik Pusat Kesehatan Seksualitas Perempuan di New York, Amerika Serikat (AS).
Dr Elizabeth Lyster berpendapat sama. Ahli kandungan di Foster City, California, AS, yang memiliki pengalaman klinis selama 20 tahun mengatakan jika menggunakan hymen yang tak tersentuh sebagai pembuktian keperawanan adalah tindakan yang bodoh karena bisa saja hymen robek karena sejumlah aktiviyas seperti berlari dan menggunakan tampon. "Hal inilah yang menimbulkan banyak masalah dalam lingkaran para penganut agama," jelansya.
Sisely menyatakan, Migliorini dan Natsu dijadwalkan menjalani malam pertama antara 12-16 November. Mereka akan terbang menggunakan pesawat jet pribadi dari Australia ke AS untuk menghindari hukum yang melarang prostitusi.
* Sumber tribunnews.com