Kenakan Kumis Palsu Demi Dapatkan Letrik
Tweet
dailymail.co.uk
Kabul – Keinginan untuk memajukan desanya begitu kuat. Perempuan ini bahkan rela mengenakan pakaian pria dan kumis palsu agar bisa diterima oleh publik.
Ia adalah Zarifa Qazizadah. Perempuan Afghanistan berusia 50 tahun ini memutuskan menjadi calon legislatif. Misinya sangat sederhana. Ia hanya ingin memperjuangkan listrik untuk desanya di bagian utara Provinsi Balkh.
“Saya ibu rumah tangga biasa. Tapi saya sudah bertemu seribu orang penting untuk berdiskusi. Di Barat saja, perempuan bisa jadi presiden. Mereka pemberani dan telah melakukan begitu banyak hal,” katanya.
Kendati demikian, ia masih khawatir saat melakukan beberapa hal, seperti mengendarai motor. Untuk mengatasinya, Qazizadah terpaksa berpakaian seperti pria dan bahkan mengenakan kumis palsu.
Di pedesaan Afghanistan, amat jarang terlihat perempuan mengendarai sepeda motor. Sebab itulah perempuan yang memiliki 15 anak ini harus menyembunyikan identitasnya agar tak menarik banyak perhatian.
Hatinya tergerak untuk melakukan misi ini sejak 2004, di tengah-tengah warga yang menertawakan idenya itu. Perempuan bertubuh subur ini tetap berjuang. Kalah di pemilu daerah juga tak mematahkan semangat juang demi akses listrik.
Titik terang mulai terlihat tahun ini, delapan tahun kemudian, saat ia diminta menjadi kepala Desa Naw Abad. Qazizadah kini menjadi salah satu tetua desa yang bertanggung jawab mengatasi pelanggar hukum.
Ia mengklaim, kepribadian dan ketekunannya menyebabkan ia berada di posisinya saat ini. Meskipun terkadang, ia harus mengenakan kumis saat mengendalikan sejumlah warga yang bersikap alot.
“Saya berkata pada warga, saya hanya ingin doa mereka. Saat mereka punya masalah, saya akan berbicara kepada pemerintah, atas nama mereka,” ujar perempuan tangguh ini.
Qazizadah juga siap kapan saja. Saat ada gangguan di malam hari, ia akan mengambil senjatanya dan pergi ke rumah warga yang bermasalah untuk mengendalikan situasi. Ia mengenakan pakaian pria dan melompat di atas sepeda motornya.
“Saya tak bisa membiarkan orang mencuri listrik karena ada hukum yang harus dihormati,” lanjutnya.
Semua orang di desa sudah mengenal reputasinya. Ia pernah membantu warga desa yang mobil jipnya terjebak di parit, dengan mengemudikan traktor untuk menarik mobil tersebut.
Sayang, Qazizadah belum berhasil memenuhi janjinya untuk terpilih sebagai anggota DPRD. Tapi perjuangan listriknya sukses, setelah pergi ke Kabul dan menuntut untuk berbicara langsung dengan Menteri Energi, Shaker Kargar.
Kargar setuju memberi akses listrik ke desanya, dengan syarat warga membiayai sendiri tiang listrik dan kabelnya. Perempuan jagoan ini pun pulang dan menggalang dana. Lima bulan kemudian, semua orang di desanya sudah menikmati listrik.
Pendapatan dari listrik digunakan desa tersebut untuk biaya pembangunan jembatan baru di sebuah sungai yang arusnya deras. Sungai itu menghubungkan desa dengan jalan besar.
“Itulah saat orang-orang mengakui kerja keras saya dan mulai menaruh hormat. Kini saat melihat apa yang saya kerjakan, mereka semua jadi ikut terlibat,” tutur perempuan yang memiliki 36 cucu ini.
Satu ambisi selanjutnya yang sedang getol ia perjuangkan adalah membangun masjid baru di Naw Abad. Masjid ini akan berbeda dari masjid-masjid di negara itu. Qazizadah ingin laki-laki dan perempuan bisa salat bersama di satu tempat.
* Sumber inilah.com





0 Merujuk kepada perkara diatas :
Catat Ulasan