Setelah menunggu 71 tahun barulah karya Penulis ini diterbitkan
Tweet
McIntosh menulis sebuah artikel pada Desember 1941, sepekan setelah Jepang menyerang Pearl Harbour. Saat itu, McIntosh menulis artikel untuk tabloid Honolulu Star.
Lewat tulisannya, McIntosh memperingatkan perempuan Hawaii mengenai bahaya yang akan mereka hadapi usai penyerangan. Tetapi menurut editornya, gambaran McIntosh dalam tulisannya dinilai bisa menimbulkan kekhawatiran. Demikian diberitakan The Washington Post, Senin (10/12/2012).
Kini the Washington Post akhirnya memuat tulisan McIntosh, setelah 71 tahun disimpan. Perempuan tersebut, menulis artikelnya pada usia 26 tahun. Sekarang, di usianya yang ke-97, membuat mimpinya tercapai agar artikel itu dimuat.
Menurut the Washington Post, tulisanya dianggap sebagai reportase deskriptis kelas satu. Visinya mengenai penyerangan Pearl Harbour saat ini bahkan sangat jelas.
Setelah karirnya sebagai jurnalis usai, Betty melanjutkan karir di CIA. Dia bahkan sudah menulis empat buku. Menurut the Washington Post, hingga saat ini dirinya masih tetap kritis.
* Sumber okezone.com
Foto: Orange
WASHINGTON - Banyak jurnalis cetak melontarkan kritikan bila karya mereka ditahan untuk tidak dimuat di media tempat mereka bekerja. Betty McIntosh menjadi salah satu contoh jurnalis yang harus menunggu selama 71 tahun agar karya jurnalisnya dimuat.McIntosh menulis sebuah artikel pada Desember 1941, sepekan setelah Jepang menyerang Pearl Harbour. Saat itu, McIntosh menulis artikel untuk tabloid Honolulu Star.
Lewat tulisannya, McIntosh memperingatkan perempuan Hawaii mengenai bahaya yang akan mereka hadapi usai penyerangan. Tetapi menurut editornya, gambaran McIntosh dalam tulisannya dinilai bisa menimbulkan kekhawatiran. Demikian diberitakan The Washington Post, Senin (10/12/2012).
Kini the Washington Post akhirnya memuat tulisan McIntosh, setelah 71 tahun disimpan. Perempuan tersebut, menulis artikelnya pada usia 26 tahun. Sekarang, di usianya yang ke-97, membuat mimpinya tercapai agar artikel itu dimuat.
Menurut the Washington Post, tulisanya dianggap sebagai reportase deskriptis kelas satu. Visinya mengenai penyerangan Pearl Harbour saat ini bahkan sangat jelas.
Setelah karirnya sebagai jurnalis usai, Betty melanjutkan karir di CIA. Dia bahkan sudah menulis empat buku. Menurut the Washington Post, hingga saat ini dirinya masih tetap kritis.
* Sumber okezone.com
0 Merujuk kepada perkara diatas :
Catat Ulasan