Kecanduan Obat Nyamuk
Tweet
POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Hal yang lumrah bila seorang anak suka minum susu, camilan, ataupun biskut. Namun, Abdillah Syarif (7), kanak kanak berasal dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sangat gemar makan ubat antinyamuk.
Dalam sehari kanak kanak yang biasa dipanggil Adit itu boleh menghabiskan satu bungkus ubat nyamuk bakar. kedua orang tuanya telah berusaha menghilangkan tabiat buruk anaknya. Bukannya berkurang, namun ketagihannya semakin bertambah.
Tabiat aneh itu membuat putra keempat pasangan Syarifuddin dan Nurlina dikenal ramai di desanya, Sabang Subik, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar.
Adit mulai suka makan ubat nyamuk bakar itu ketika berusia delapan bulan. Pada mulanya Adit yang ketika itu belum boleh berjalan tiba-tiba mendekati obat nyamuk dan langsung melahapnya.
Hingga kini dia ketagihan dan tiada hari tanpa mengunyah ubat nyamuk bakar. Dia melakukannya diam-diam kerana takut dimarahi kedua orangtuanya. "Enak dan manis," kata Adit ketika ditanya alasan menyukai ubat nyamuk bakar.
Upaya orangtuanya untuk menghentikan ketagihan itu tidak berhasil. Mereka sudah menyimpan ubat antinyamuk itu di tempat yang sulit dijangkau, tetapi Adit malah mendapatkannya dari tempat lain, yakni tetangganya. "Biasa kalau tidak menemukan ubat nyamuk di rumah dia mencuri ubat nyamuk milik tetangga," ujar Sarifuddin, ayah Adit.
Ibunya, Nurlina, menduga, ketagihan buruk Adit itu adalah bawaan. "Dulu waktu saya hamil memang gemar mencium asap ubat nyamuk dan kompor, mungkin kebiasaan itu menurun pada anak saya," ujar Nurlina.
Menurut doktor spesialist anak di Dinas Kesehatan Polewali Mandar, Sih Harjo Boko, Adit mengidap penyakit pica, yakni kondisi kelainan pola makan pada anak. Penyakit ini disebabkan faktor kekurangan zat besi dalam diri anak. Penyakit ini sesungguhnya boleh disembuhkan, bergantung kewaspadaan orangtua dalam menjaga dan mendidik anak.
Syariffudin sebenarnya ingin membawa anaknya ke psikiater atau doktor, tetapi penghasilannya sebagai nelayan tidak memungkinkan hal itu. Anehnya, meski memiliki tabiat buruk, Adit diakui justru paling sehat dan paling gemar makan di antara saudaranya. Adit juga jarang mendapat sakit.
* Sumber kompas.com
Read more...
Abdillah Syarif sangat gemar makan ubat antinyamuk.
Dalam sehari kanak kanak yang biasa dipanggil Adit itu boleh menghabiskan satu bungkus ubat nyamuk bakar. kedua orang tuanya telah berusaha menghilangkan tabiat buruk anaknya. Bukannya berkurang, namun ketagihannya semakin bertambah.
Tabiat aneh itu membuat putra keempat pasangan Syarifuddin dan Nurlina dikenal ramai di desanya, Sabang Subik, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar.
Adit mulai suka makan ubat nyamuk bakar itu ketika berusia delapan bulan. Pada mulanya Adit yang ketika itu belum boleh berjalan tiba-tiba mendekati obat nyamuk dan langsung melahapnya.
Hingga kini dia ketagihan dan tiada hari tanpa mengunyah ubat nyamuk bakar. Dia melakukannya diam-diam kerana takut dimarahi kedua orangtuanya. "Enak dan manis," kata Adit ketika ditanya alasan menyukai ubat nyamuk bakar.
Upaya orangtuanya untuk menghentikan ketagihan itu tidak berhasil. Mereka sudah menyimpan ubat antinyamuk itu di tempat yang sulit dijangkau, tetapi Adit malah mendapatkannya dari tempat lain, yakni tetangganya. "Biasa kalau tidak menemukan ubat nyamuk di rumah dia mencuri ubat nyamuk milik tetangga," ujar Sarifuddin, ayah Adit.
Ibunya, Nurlina, menduga, ketagihan buruk Adit itu adalah bawaan. "Dulu waktu saya hamil memang gemar mencium asap ubat nyamuk dan kompor, mungkin kebiasaan itu menurun pada anak saya," ujar Nurlina.
Menurut doktor spesialist anak di Dinas Kesehatan Polewali Mandar, Sih Harjo Boko, Adit mengidap penyakit pica, yakni kondisi kelainan pola makan pada anak. Penyakit ini disebabkan faktor kekurangan zat besi dalam diri anak. Penyakit ini sesungguhnya boleh disembuhkan, bergantung kewaspadaan orangtua dalam menjaga dan mendidik anak.
Syariffudin sebenarnya ingin membawa anaknya ke psikiater atau doktor, tetapi penghasilannya sebagai nelayan tidak memungkinkan hal itu. Anehnya, meski memiliki tabiat buruk, Adit diakui justru paling sehat dan paling gemar makan di antara saudaranya. Adit juga jarang mendapat sakit.
* Sumber kompas.com
Read more...