Bunuh 60 ekor Tikus, Dapat Satu 'Smartphone'
Tweet
Kota itu memang memiliki banyak bangunan tua, saluran air yang kurang terawat dan sampah makanan, merupakan tempat ideal bagi tikus untuk berkembang biak. Begitu buruknya masalah tikus ini, sehingga tak jarang anak-anak digigit hewan pengerat ini saat mereka tidur.
Masalah itu sangat memusingkan pemerintah lokal sehingga pemerintah memutuskan untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan tikus itu. Nah, untuk menarik minat masyarakat, maka pemerintah Alexandra menawarkan sebuah telepon genggam gratis, untuk setiap 60 ekor tikus yang dibunuh. Tawaran ini, oleh sejumlah orang ditanggapi sangat serius. Salah satunya adalah Joseph Motapho, yang dalam semalam bisa menangkap 23 ekor tikus.
"Sangat mudah menangkapnya. Anda tinggal tarus sisa makanan di dalam perangkap, tikus datang mencoba mengambil makanan dan mereka langsung tertangkap," kata Mothapo yang mengaku sudah mendapatkan dua telepon genggam sejauh ini.
Warga kemudian membawa tangkapan mereka ke petugas pemerintah. Di sana, tikus dibunuh. Petugas kemudian mencatat lokasi penangkapan tikus untuk mengirimkan tim lainnya untuk membersihkan lokasi penangkapan tikus.
Meski cara ini nampaknya cukup efektif, dan masyarakat menyambut gembira tawaran pemerintah, namun aktivis pecinta hewan memprotes adanya iming-iming telepon genggam dan pembunuhan tikus yang dilakukan dianggap terlalu kejam.
Namun, anggota dewan kota, Julie Moloi mengatakan cara lain menumpas tikus sejauh ini dianggap tidak efektif. Salah satu ide lain adalah menempatkan seekor burung hantu ke sekolah-sekolah lokal untuk memburu tikus. Sayangnya ide ini gagal karena masyarakat lokal memercayai burung hantu adalah hewan untuk ditakuti bukan dipelihara.
* Sumber kompas
JOHANNESBURG - Masalah tikus menjadi problem serius di Alexandra, Afrika Selatan. Di kota tempat Nelson Mandela tinggal sebelum pindah ke kota, populasi tikus begitu besar sehingga sulit ditanggulangi.
Kota itu memang memiliki banyak bangunan tua, saluran air yang kurang terawat dan sampah makanan, merupakan tempat ideal bagi tikus untuk berkembang biak. Begitu buruknya masalah tikus ini, sehingga tak jarang anak-anak digigit hewan pengerat ini saat mereka tidur.
Masalah itu sangat memusingkan pemerintah lokal sehingga pemerintah memutuskan untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan tikus itu. Nah, untuk menarik minat masyarakat, maka pemerintah Alexandra menawarkan sebuah telepon genggam gratis, untuk setiap 60 ekor tikus yang dibunuh. Tawaran ini, oleh sejumlah orang ditanggapi sangat serius. Salah satunya adalah Joseph Motapho, yang dalam semalam bisa menangkap 23 ekor tikus.
"Sangat mudah menangkapnya. Anda tinggal tarus sisa makanan di dalam perangkap, tikus datang mencoba mengambil makanan dan mereka langsung tertangkap," kata Mothapo yang mengaku sudah mendapatkan dua telepon genggam sejauh ini.
Warga kemudian membawa tangkapan mereka ke petugas pemerintah. Di sana, tikus dibunuh. Petugas kemudian mencatat lokasi penangkapan tikus untuk mengirimkan tim lainnya untuk membersihkan lokasi penangkapan tikus.
Meski cara ini nampaknya cukup efektif, dan masyarakat menyambut gembira tawaran pemerintah, namun aktivis pecinta hewan memprotes adanya iming-iming telepon genggam dan pembunuhan tikus yang dilakukan dianggap terlalu kejam.
Namun, anggota dewan kota, Julie Moloi mengatakan cara lain menumpas tikus sejauh ini dianggap tidak efektif. Salah satu ide lain adalah menempatkan seekor burung hantu ke sekolah-sekolah lokal untuk memburu tikus. Sayangnya ide ini gagal karena masyarakat lokal memercayai burung hantu adalah hewan untuk ditakuti bukan dipelihara.
* Sumber kompas
0 Merujuk kepada perkara diatas :
Catat Ulasan